Mata Pelajaran :
IPS
Kelas/Semester :
VI/ 1
Standar
Kompetensi : 2. Memahami gejala alam yang terjadi di Indonesia dan
sekitarnya
Kompetensi Dasar : 2.2 Mengenal bencana alam dan
cara menghadapi
Indikator Pembelajaran :
3.
Upaya menghadapi berbagai bencana
alam
Bencana alam adalah kejadian alam yang menyebabkan korban
harta maupun jiwa, disebabkan oleh kejadian di kulit bumi atau cuaca yang tidak
normal. Jenis bencana alam antara lain gempa bumi, banjir, puting beliung,
badai, tsunami, gunung meletus, tanah longsor, atau kebakaran hutan.
Bencana alam, jika dilihat dari penyebabnya, dapat
dikategorikan jadi dua,yaitu :
a.
bencana yang murni karena kejadian
alam.
b.
bencana yang disebabkan kesalahan
manusia.
a. Gempa Bumi
Gempa bumi merupakan guncangan yang terjadi di permukaan
bumi. Ilmu yang mempelajari gempa disebut seismologi. Alat untuk mengukur
kekuatan gempa namanya seismograf.
Upaya menghindari saat gempa bumi dengan :
-
Keluar dari ruangan dan menjauhi
bangunan tinggi serta pepohonan, dan berlari ke tempat yang lebih aman
-
Saat berada dalam ruangan baiknya
bersembunyi di kolong tempat tidur atau di kolong meja agar terlindung dari
reruntuhan bangunan
-
Bila di dekat pantai, kita harus
menjauhi pantai karena ada kemungkinan terjadinya tsunami.
b. Tsunami
Tsunami merupakan gelombang air laut yang menerjang masuk beberapa kilometer ke daratan. Tsunami berasal dari bahasa Jepang tsu yang berarti pelabuhan dan nami yang berarti gelombang.
Tsunami bisa ditimbulkan antara lain oleh gempa bumi atau
letusan gunung berapi bawah laut. Namun penyebab yang paling sering terjadi
adalah yang pertama yaitu gempa di dasar laut. Ketika dasar samudera terangkat
karena gempa, muncul serangkaian gelombang ke semua penjuru. Peristiwa ini
bagaikan batu kita jatuhkan ke kolam, riak air akan menyebar ke segala penjuru.
Tsunami yang disebabkan gempa bumi, bisa diketahui
tanda-tandanya. Pertama, didahului gempa bumi. Kedua, laut surut beberapa ratus
meter. Namun tanda-tanda ini tidak selalu muncul. Apalagi bila gempa bumi
pemicu tsunami terjadi di tempat yang jauh dari tsunami.
Untuk mendeteksi dini adanya tsunami para ahli membuat alat
yang disebut tsunameter. Alat ini diletakkan di dasar samudera. Ketika terjadi
tsunami yang lewat di atasnya, alat ini mendeteksinya melalui perubahan tekanan
air. Bila ini terjadi, alat ini mengirimkan sinyal ke pelampung di atas
permukaan samudera. Pelampung akan mengubah sinyal menjadi gelombang radio dan
mengirimkannya ke satelit di orbit bumi. Satelit kemudian akan mengirimkan
peringatan ke stasiun peringatan tsunami yang ada wilayah rawan tsunami.
c. Gunung Meletus
Gunung berapi dibentuk oleh akumulasi magma yang keluar
melalui celah kerak bumi. Magma adalah batuan cair yang terbentuk di bawah
permukaan bumi. Magma berbentuk cair karena tekanan dan suhu yang sangat tinggi
di kedalaman 80-100 km. Magma dapat keluar melalui celah yang menuju ke
permukaan bumi. Magma yang keluar itulah, apabila tertimbun terus menerus
akhirnya menjadi gunung.
Bahaya gunung meletus adalah material yang dikeluarkannya.
Letusan kecil mengeluarkan lava pijar, awan panas, lahar panas, lahar dingin,
dan debu. Letusan yang dahsyat dapat melontarkan lava cair, agak padat, maupun
pecahan batuan. Letusan gunung berapi dapat menyebabkan bencana yang lain.
Apabila gunung yang meletus berada di bawah permukaan laut, dapat menyebabkan
bencana tsunami. Apabila gunung itu berada di daratan, letusannya yang dahsyat
dapat menimbulkan gempa bumi.
Gunung meletus disebabkan celah yang menuju permukaan bumi
tersumbat. Penyumbatan ini bisa disebabkan kubah lava, ataupun material lainnya
Tekanan akibat desakan magma semakin lama semakin kuat. Apabila tekanan lebih
kuat daripada penyumbatan, terjadilah letusan.
Gunung meletus biasanya didahului beberapa tanda, sesuai
karakteristik gunung berapi itu. Tanda-tanda akan meletusnya G. Merapi,
diantaranya adanya letusan kecil, gempa kecil, guguran lava pijar dan keluarnya
awan panas. Untuk G. Kelut, suhu air kawah meningkat sampai mendidih, terbentuk
awan dari penguapan air kawah bercampur asap, muncul kubah lava di tengah
kawah, dan adanya getaran-getaran kecil.
d. Banjir
Ketika hujan turun, sebagian airnya disimpan tanah. Sebagian
lainnya diserap tumbuhan, sebagian menguap, atau mengalir di permukaan tanah.
Banjir terjadi ketika tanah dan tumbuhan tidak mampu lagi menyerap air. Air
yang tak terserap akan mengalir di sungai dan saluran air lainnya. Air yang
mengalir di permukaan bumi ini akan ditampung oleh waduk, bendungan, telaga,
danau, dsb. Bila volume air begitu besar sehingga tidak tertampung lagi,
terjadilah banjir.
Banjir bukan saja merusak harta benda atau membawa korban
jiwa. Derasnya aliran air menyebabkan erosi di bagian hulu dan pengendapan di
bagian hilir. Makhluk hidup seperti ikan dan tanaman pertanian yang memiliki
habitat di air seringkali menjadi musnah. Lalu lintas menjadi terganggu karena
jalanan menjadi rusak. Kegiatan perekonomian menjadi lumpuh.
Sembako langka, harganya pun membumbung tinggi.
Infrastruktur lain seperti jembatan, gedung sekolah, PLTA, saluran air bersih,
jaringan listrik, menjadi rusak. Kerugian menjadi berlipat ganda.
Banyak kota di Indonesia yang menjadi langganan banjir.
Penyebab
banjir antara lain :
1.
Curah hujan yang tinggi dan
penggundulan hutan.
2.
Genangan sampah, pemukiman di
bantaran sungai, dan pendangkalan waduk juga menjadi penyebabnya.
e. Tanah Longsor
Tanah
longsor adalah anjloknya massa tanah dan batuan menuruni lereng bukit atau
gunung. Tanah longsor biasanya terjadi ketika air hujan meresap ke lahan di
puncak bukit atau gunung. Aliran air kemudian menyusup ke rekahan-rekahan
batuan.. Akhirnya aliran itu bertemu dengan material yang licin, seperti
serpihan batu atau lempung. Posisi material ini miring menghadap ke lembah.
Semakin lama airnya semakin menggenang, sehingga semakin berat. Akhirnya
penopang lereng tidak mampu lagi menahan beban. Massa tanah dan batuan pun
tergelincir di sepanjang lereng.
Tanah longsor terkait erat dengan banjir. Perbedaannya,
banjir terjadi di daerah yang rendah atau relatif lebih rendah dibandingkan
dengan daerah sekitarnya. Sedangkan tanah longsor terjadi di wilayah yang
berupa lereng yang struktunya lemah. Tanah longsor yang hanyut di sungai bisa
menyebabkan banjir.
Sebelum terjadinya tanah longsor, biasanya didahului
tanda-tanda tertentu. Hujan berlangsung lama. Muncul suara dan getaran kecil di
atas lereng. Kemudian. terjadi longsoranlongsoran kecil.
f. Puting Beliung
Puting
beliung disebut juga tornado. Bentuknya berupa pusaran angin yang berkembang
dari awan hitam tebal (cumulonimbus). Dari awan, pusaran angin turun sampai ke
permukaan bumi. Bentuknya berupa terowongan awan yang mengecil di bagian bawah,
dengan serpihan material berpusar di sekitarnya. Jadi agak mirip belalai gajah.
Materialnya berupa debu, pasir atau serpihan batu.
Puting beliung yang sangat kuat bisa menghancurkan bangunan,
bahkan mampu mengangkat rumah dari fondasinya. Angin ini juga mampu melontarkan
kendaraan ke udara, dan kuat mengangkat kereta api dari relnya.
Terjadinya
puting beliung dimulai dengan adanya awan cumulonimbus. Dari bagian atas awan, udara yang kering dan dingin
bergerak turun. Sementara itu, udara yang panas dan mengandung uap air dari
permukaan bumi bergerak naik. Keduanya bertabrakan sehingga terjadilah pusaran
angin. Arah pusarannya bergantung lokasinya. Bila puting beliung terjadi di
selatan khatulistiwa, arah pusarannya searah dengan putaran jarum jam.
Sebaliknya, bila puting beliung terjadi di utara khatulistiwa, arah pusarannya
berlawanan arah dengan putaran jarum jam.
Tanda-tanda puting beliung diawali munculnya bentuk mirip
ujung belalai dari awan. Angin bertiup kencang. Kadang disertai gerimis dan
sambaran petir. Debu membumbung membentuk corong dengan moncong menghadap ke
atas.
Cara menghadapi saat selama puting beliung berlangsung,
-
sebaiknya segera mencari
perlindungan di ruang bawah tanah. Tempat berlindung bisa juga di bagian dalam
gedung yang konstruksinya paling kuat. Kalau kita di dalam kendaraan, sebaiknya
segera menjauh karena dapat terguling.
-
Saat berada di dekat pohon, juga
segera menjauh karena dapat roboh. Bangunan-bangunan yang besar dan luas
seperti aula, dan gedung olah raga rawan roboh sehingga harus dihindari. Jika
kita sudah terlanjur di luar dan ada puting beliung, sebaiknya segera tiarap
dan melindungi kepala kita dari material yang dibawanya.
sekarang ini banyak sekali bencana yang terjadi di indonesisa / di dunia kita, ini pasti karena ulah masnusia yang mengganggu keseimbangan alam sehinga kondisi menjadi tidak optimal,
BalasHapus